belakangan ini isu-isu strategis
terkait dengan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) di Indoensia menjadi
topik hangat yang tak pernah luput dari pembicaraan dan pembahasaan para tokoh
ulama, tokoh intelektual, mahasiswa dan masyarakat lainya. Hal tersebut terjadi
karena ISIS telah menularkan paham-paham yang salah dan keliru tentang islam di
Indonesia secacara sporadis. Tidak tanggung-tanggung bahkan calon pengikut ISIS
Indonesia ini adalah para kaum muda yang masih tergolong labil dalam bersikap
dan mengambil keputusan. Dengan metode doktrin “Anti Mainstream” kepada para calon korbanya bukanlah hal yang sulit
untuk merekrut anggota baru setiap harinya. Inilah mengapa negera Indonesia
menganggap bahwa Jaringan ISIS di Indonesia ketika mati satu maka akan tumbuh
seribu.
Paham
ISIS di Indonesia yang sudah keluar dari konteks Islam yang cinta damai dan
saling menhormati satu sama lain bukanlah hal yang harus dianggap remeh oleh
negara Indonesia. Karena semakin lama dibiarkan tentunya jaringan ini akan
semakin leluasa pula untuk menularkan paham-paham yang salah tentang islam di
Indonesia. Apalagi paham-paham yang ditularkan adalah paham “Ekstrimisme” yang kecendrunganya adalah
tindakan-tindakan terorisme di Indonesia.
Tindakan
terorisme sudah tidak dapat di toleril lagi oleh negara karena tindakan tersbut
merupakan salah satu tindakan yang tergolong “Extra Ordinary Crime” atau kejahatan yang sangat luar biasa dan
merupakan salah satu musuh terbesar negara. Oleh karenanya Indonesia harus
berperan aktif untuk melindungi segenap masyarakat dari paham-paham radikal
yang ditularkan oleh bagian dari jaringan ISIS di Indoensia. Atas dasar hal
tersebut sudah dipastikan bahwa paham-paham yang ditularkan oleh Jaringan ISIS
di Indoensia merupakan virus umat bangsa, agama dan bahkan menjadi musuh kita
bersama.
0 komentar:
Posting Komentar